Kamis, 28 Mei 2009

laporan kegiatan konseling psikoanalisa

MODEL KONSELING PSIKOANALISA

Teori ini dikemukakan oleh SIGMUND FREUD, dalam melakukan atau menerapkan model konseling ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :

Tujuan Konseling

  • Menolong individu mendapatkan pengertian yang terus menerus dari pada mekanisme penyesuaian diri mereka sendiri
  • Membentuk kembali struktur kepribadian klien dengan jalan mengembalikan hal-hal yang tak disadari menjadi sadar kembali, dengan menitikberatkan pada pemahaman dan pengenalan pengalaman-pengalaman masa anak-anak, terutama usia 2-5 tahun, untuk ditata, disikusikan, dianalisis dan ditafsirkan sehingga kepribadian klien bisa direkonstruksi lagi.

Deskripsi Proses Konseling

Fungsi konselor

  • Konselor berfungsi sebagai penafsir dan penganalisis
  • Konselor bersikap anonim, artinya konselor berusaha tak dikenal klien, dan bertindak sedikit sekali memperlihatkan perasaan dan pengalamannya, sehingga klien dengan mudah dapat memantulkan perasaannya untuk dijadikan sebagai bahan analisis.

2. Langkah-langkah yang ditempuh :

  • Menciptakan hubungan kerja dengan klien
  • Tahap krisis bagi klien yaitu kesukaran dalam mengemukakan masalahnya dan melakukan transferensi.
  • Tilikan terhadap masa lalu klien terutama pada masa kanak-kanaknya
  • Pengembangan reesitensi untuk pemahaman diri
  • Pengembangan hubungan transferensi klien dengan konselor.
  • Melanjutkan lagi hal-hal yang resistensi.
  • Menutup wawancara konseling

Teknik Konseling

  • Asosiasi bebas, yaitu mengupayakan klien untuk menjernihkan atau mengikis alam pikirannya dari alam pengalaman dan pemikiran sehari-hari sekarang, sehingga klien mudah mengungkapkan pengalaman masa lalunya. Klien diminta mengutarakan apa saja yang terlintas dalam pikirannya. Tujuan teknik ini adalah agar klien mengungkapkan pengalaman masa lalu dan menghentikan emosi-emosi yang berhubungan dengan pengalaman traumatik masa lalu. Hal ini disebut juga katarsis.
  • Analisis mimpi, klien diminta untuk mengungkapkan tentang berbagai kejadian dalam mimpinya dan konselor berusaha untuk menganalisisnya. Teknik ini digunakan untuk menilik masalah-masalah yang belum terpecahkan. Proses terjadinya mimpi adalah karena pada waktu tidur pertahanan ego menjadi lemah dan kompleks yang terdesak pun muncul ke permukaan. Menurut Freud, mimpi ini ditafsirkan sebagai jalan raya mengekspresikan keinginan-keinginan dan kecemasan yang tak disadari.
  • Interpretasi, yaitu mengungkap apa yang terkandung di balik apa yang dikatakan klien, baik dalam asosiasi bebas, mimpi, resistensi, dan transferensi klien. Konselor menetapkan, menjelaskan dan bahkan mengajar klien tentang makna perilaku yang termanifestasikan dalam mimpi, asosiasi bebas, resitensi dan transferensi.
  • Analisis resistensi; resistensi berati penolakan, analisis resistensi ditujukan untuk menyadarkan klien terhadap alasan-alasan terjadinya penolakannya (resistensi). Konselor meminta perhatian klien untuk menafsirkan resistensi
  • Analisis transferensi. Transferensi adalah mengalihkan, bisa berupa perasaan dan harapan masa lalu. Dalam hal ini, klien diupayakan untuk menghidupkan kembali pengalaman dan konflik masa lalu terkait dengan cinta, seksualitas, kebencian, kecemasan yang oleh klien dibawa ke masa sekarang dan dilemparkan ke konselor. Biasanya klien bisa membenci atau mencintai konselor. Konselor menggunakan sifat-sifat netral, objektif, anonim, dan pasif agar bisa terungkap tranferensi tersebut.

Dibawah ini, merupakan suatu laporan kegiatan konseling dengan menerapkan model konseling psikoanalisa disaat saya berada pada semester empat dengan mata kuliah TEKLAB II. Saya rasa masih banyak kekurangan dalam laporan saya ini, walaupun demikian, setidaknya laporan ini bisa memberikan sedikit jalan keluar dalam hal pembuatan laporan kegiatan konseling psikoanalisa.

LAPORAN KEGIATAN

A. Identitas

Nama Konselor : Hafrizani

Nama konseli : XXXXXXX

B. Waktu dan Tanggal Kegiatan

Tanggal : 30 April 2009

Waktu : 13.55 Wib s.d selesai

C. Deskripsi Kasus

Konseli memiliki saudara sepupu laki-laki (sebut saja si A). Beberapa waktu yang lalu si A memperkenalkan pacarnya (sebut saja si B) kepada Konseli melalui Handphone. Suatu ketika Konseli secara tidak sengaja atau berniat sekedar iseng saja menghubungi suatu nomor yang ternyata nomor tersebut adalah nomor Handphonenya si B. Berawal dari hal tersebut, terjalinlah komunikasi yang lebih intensif, yang mulai menjurus ke hubungan asmara. Kian lama hubungan tadi kian hangat dan sepupunya (si A) sudah mulai menunjukkan kecurigaan.hal tersebut membuat Konseli menjadi binggung apa yang harus ia perbuat.

D. Tekhnik yang digunakan

a. Asosiasi Bebas.

Bentuk pertanyaan yang diajukan konselor kepada konseli, antara lain :

Ø Gimana hari ini, apakah ada sesuatu hal yang berkesan, yang menyenangkan, atau yang didalam minggu ini kalau tidak ada hari ini ?

Ø Oh…begitu ya…Kalau begitu yang menyedihkan, tentunya ada kan….?coba ceritakan!

Ø Apa yang membuat anda senang terhadapnya, begitu pula dengannya, gimana ?

Ø Mengapa Anda tidak lebih mengintensifkan lagi hubungan asmara anda ?

Ø Mengapa anda menjadi takut ?

Ø Kalau begitu apakah anda harus memutuskan hubungan asmara anda? bagaimana jika iya ?

Ø Apa yang anda takutkan lagi ?

Ø Jika anda melanjutkan hubungan asmara anda, bagaimana dampaknya terhadap hubungan anda dengan sepupu anda ?coba fikirkan!

Ø Bukankah dia seorang mahasiswi yang tentunya punya pola fikir yang lebih matang dan realistis dalam menyikapi sikap menjauh yang anda tampilkan? Lantas apa yang anda sedih, yang anda khawatirkan, yang anda takutkan akan bagaiman hubungan anda selanjutnya?

b. Transparansi.

Tekhnik ini ditunjukkan melalui pertanyaan yang diajukan oleh konselor, yaitu, ”Bagaimana rasanya setelah bercerita seperti ini? Lalu Konseli menjawab, “Saya berterima kasih sekali, setelah bercerita seperti ini, yang tadinya saya tidak terfikirkan tentang suatu hal, namun sekarang telah terfikirkan, yang tadinya terasa berat sekarang sudah terasa ringan.”

E. Penafsiran

Penafsiran yang diberikan yaitu bahwa Konseli merasa khawatir, tidak yakin akan keberhasilan hubungan asmaranya jika berjalan seperti ini. Dan ketakutan akan kisah kepedihan yang dulu akan terulang kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar